Kamis, 24 Maret 2016

"Pekawai" Sepupu Durian

Photo: Iwi S
Tentu saja ia bukan Durian meski ia berduri. Ini adalah buah Pekawai, demikian sebagian besar masyarakat di Pontianak dan daerah lain seperti Sekadau, Sanggau, Ketapang dan Ngabang menyebutnya. Jenisnya pun beragam, ada yang berwarna merak dan kuning. Di awal aku mengenal buah ini, aku masih belum terima kenyataan kalau ia bukan durian. Penolakan itupun karena aku belum pernah menemukan bukan hanya buah tapi istilah dari buah serupa itu yang bukan Durian di daerah asalku, kampungku.

Baunya tidak semenyengat bau Durian (tetap bau menurutku) meski fisiknya sama berduri. Biji dan dagingnyapun beragam, ada yang tebal empuk dan ada juga yang tipis sampai terlihat bijinya. Hanya saja ukurannya relatif lebih kecil dari Durian.

Buah Pekawai di fotoku ini sendiri mengingatkan pada momen dimana lagi break acara Musyawarah Wilayah AMAN Kalbar yang berbarengan dengan detik-detik penghitungan suara hasil pilpres yang pada akhirnya dimenangkan Jokowi. AKu dan teman-teman melahap segoni buah Pekawai belian dari Pasar Bodok sembari menyaksikan penghitungan suara kala itu.

JIka anda bukan penyuka Durian, boleh saja mencoba buah serupa Durian seperti Pekawai. Aku punya teman yang memulai penjelajahan rasanya mengkonsumsi Durian dengan mulai dari berkenalan denga Pekawai lebih dulu. Tapi jangan tanya bagaimana mencoba menjawab tantangan jelajah rasa Tempoyak (makanan dari hasil fermentasi Durian), karena aku belum dengar ada Tempoyak dari Pekawai.

Mari menjelajah rasa dengan kuliner dari buah Durian dan Pekawai!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...