Jumat, 22 Agustus 2025

Konsep Makan (Kebiasaan) dan Konsep Diri (Kperibadian)

Suatu hari, saya pernah ditanya oleh seorang teman, "Mengapa kamu lebih sering 'skip' makan siang?. Kenapa tidak skip makan pagi saja?. Padahal sebagian besar orang di kantor akan pergi ke luar untuk makan siang bersama yang lain atau bagi yang membawa bekal akan makan bekal bersama-sama?." Belum juga saya menjawab, ia langsung menambahkan, "tapi tidak apa-apa, menurut saya, baik juga orang membuat standard untuk dirinya sendiri. Perlu itu!" 

Saya memang memilih untuk tidak makan siang sudah sangat lama dan sudah menjadi kebiasaan. Tidak selalu setiap hari, karena terkadang ada momen dimana saya harus juga menyesuaikan, misalnya ketika ada aara tertentu, seperti perpisahan dengan teman kerja yang tidak lanjut kontrak. Pun, tidak juga benar-benar tidak makan di siang hari, karena terkadang saya snacking dan beli minuman. Hanya saja, konsep makan di kepala saya agak berbeda dengan kebanyakan orang yang harus makan nasi, lauk-pauk dan sayur-mayur. Snacking gorengan, buah dan minuman (jus dan kopi) serta salad adalah makan bagi saya. Ngemil kerupuk juga makan. Serius. Kebiasaan yang saya bentuk adalah makan pagi di pukul 7.00 atau 7.30 sebelum berangkat kerja pada pukul 8.00 atau kadang 8.30. Jam istirahat kantor untuk makan siang adalah jam 12.00 sampai jam 13.00. Apabila saya makan siang saat jeda dalam satu jam itu, artinya interval dengan makan pagi sangat dekat. Saya tidak bisa menikmati makanan karena perut masih full dan tidak bisa bekerja maksimal setelahnya, bisa jadi malah mengantuk. Sedangkan makan sore, saya selalu lakukan setelah tiba di rumah, lebih banyaknya jam 18.00 atau paling lambat jam 18.30. Selain itu, saya selalu berusaha sarapan pagi dan minum kopi bersama Pak Suami. Dia senang, jika sarapan dan kopi yang ia siapkan saya makan sebelum berangkat kerja. 

Jadi pada dasarnya saya sepakat dengan teman saya, bahwa penting untuk memiliki standard untuk diri sendiri. Lebih dari itu, meski terasa agak memaksa, saya mulai berpikir bahwa itu sesuatu yang terkait dengan kepribadian diri seseorang. Kepribadian yang mencerminkan nilai diri, sikap diri (attitude) dan citra diri. Standar saya dalam hal makan adalah konsep makan bagi saya, yakni apapun yang masuk ke dalam mulut dan pencernaan saya adalah makan. Saya tidak perlu merubah standar dan konsep makan saya karena harus ikut-ikutan orang lain atau agar bisa nongkrong makan bersama teman-teman lain. Ini juga terkait dengan apa yang disebut sebagai nilai diri (self-value atau self-worth). Nilai diri biasanya landasan dari konsep diri dan seseorang yang ia ingin munculkan dari dalam dirinya. Di sini, penting sekali bagaimana orang mampu merefleksikan diri, menghargai diri dan memutuskan bagaimana ia melihat dirinya dalam setiap moment hidup baik yang mengesankan dan membahagiakan maupun yang mengecewakan dan menyedihkan. Nilai diri (dari dalam) akan membentuk yang sikap diri atau attitude. Terdengar hampir sama, karena memang ibarat mesin, maka keduanya adalah onderdil yang harus ada dalam satu paket produk "personality" atau kepribadian. Ilustrasi sederhana, nilai diri adalah apa yang (di)muncul(kan) dari dalam dan sikap diri adalah bagaimana nilai itu divisualisasikan dalam sikap atau tindak tanduk serta diartikulasikan dalam perkataan terhadap atau kepada orang lain yang akan menentukan penilaian seseorang terhadap kepribadian orang lain. Setiap pribadi memiliki keduanya. Namun, bagaimanakah setiap individu secara konsisten menunjukannya dalam kehidupan sehari-hari, baik terkait relasi dengan orang lain maupun motivasi dan pilihan hidup dari dalam diri, akan membentuk yang namanya citra diri. 

Citra diri yang bagaimana yang ingin kamu munculkan kepada orang lain?. Sebaiknya, refleksikan diri trlebih dahulu. 


Disclaimer: Tulisan ini betul-betul buah pikiran yang dihasilkan dari refleksi diri, pengalaman dan pengamatan terbatas dalam berelasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada pengamatan kepribadian secara khusus untuk kepentingan dan tujuan tertentu pada prosesnya 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsep Makan (Kebiasaan) dan Konsep Diri (Kperibadian)

Suatu hari, saya pernah ditanya oleh seorang teman, "Mengapa kamu lebih sering 'skip' makan siang?. Kenapa tidak skip makan pag...