Aku tidak tahu ini sudah blog ke berapa yang aku buat. Yang jelas, aku punya pengalaman buruk dalam hal blogging, mulai dari malas posting karena terasa gak mutu kalo dibaca orang ntar malu sampai pada akhirnya lupa password. OMG, barusan saat mulai mo nulis, mati lampu lagee (tuit, tuit, tuit suara UPS computer tetangga ruanganku). Sepertinya, blog yang barusan kubuat ini juga akan sama nasibnya.
Aku teringat, pertama kali membuat blog adalah saat aku pulang dari Chiang Mai pada bulan Mei 2006 untuk ikut sebuat training ESCR. Kami bersepakat untuk membuat blog sebagai wadah share aktifitas masing-masing dan saling mengingat satu sama lain. Di minggu2 awal, blog tersebut rame, banyak komentar mulai dari hal yang cukup serius sampai ke yang becandaan (kebanyakan). Setelah itu mulai berkurang intensitas postingan, dan aku sendiri hanya pernah posting sekali saja selama blog tersebut masih anget-anget tai' ayam, kalau tidak salah soal gempa di Yogya.
Balik ke soal ini blog ke berapa. Aku sudah tidak peduli lagi. Hari ini, aku membaca blog seorang teman. Dia orang sangat cerdas dan penuh semangat, tapi tak satupun postingannya yang terlalu serius amat, bahkan sangat singkat, tidak penuh dengan teori ini-itu, pendapat ini-itu dan konsep ini-itu. I like the way you write, the way you show how smart you are. Aku jadi mikir, kalau mau serius mah, buat buku aja sekalian, jangan di blog. Tapi yach, boleh-boleh aja lah buat para blogger yang konseptor isinya penuh dengan konsep dan teori, toh diperlukan juga, dan sangat membantu setidaknya untuk mahasiswa2 yang ingin berhemat agar tidak perlu membeli buku yang mahal, tapi cukup download di internet.
Anyway, welcome to my newly born blog (hopefully, this will be the last one).
Biar saja tumpah ruah, bertaburan bahkan pun kalau berserakan, biar kan saja. Lihat saja indahnya serakan itu dengan berbagai bentuk, warna dan pola. Ia menantangmu seperti merangkai mozaik, menyusun puzzles, dan mengumpulkan potongan kertas yang hanya dengan ketekunan akan membawamu pada hasil yang indah dan memuaskan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"
Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...
-
Kembang Kopi Halaman Rumah Ibuku Ini adalah tulisan pertamaku di tahun 2015. Ini sudah seperti mengumpulkan PR di tahun lalu, dimana...
-
Photo: Iwi S (Dec. 2017) Lingkau, begitulah ia disebut oleh orang di Kampungku. Jagung begitulah orang di Kampung Almh. Nenekku menyebut...
-
foto 1: Tangkai Bulir Jawaut di Bekas Ladang (pasca panen padi) Jawak atau Jawawut adalah salah satu dari sekian banyak sumber pangan a...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar