Rabu, 19 Desember 2012

Serba yang Pertama Kali

Palangkaraya,16 November 2012 I return to other part of the big Borneo Island for the second chance. Ya, aku kembali untuk kedua kalinya ke kota ini, setelah dua tahun lalu sempat lima hari berjibaku dengan berbagai pihak yang bercampur baur dalam satu ruangan bak kelas besar sebuah kuliah umum tentang Strategi Nasional REDD+. Kukatakan kuliah umum karena kedatangan kami sebetulnya hanya mendengarkan, diberi waktu untuk berkomentar atau memberi masukan yang sebelumnya telah didiskusikan di tingkat region Provinsi masing-masing. Namun demikian tidak akan memberikan pengaruh apa-apa dalam bentuk perubahan atau perbaikan yang mengarah kepada dimasukannya aspirasi ke dalam draft Stranas REDD+. Wah, aku gak mau cerita banyak soal yang ini. Tadinya Cuma ingin menarasikan perjalananku yang kedua kalinya ke bumi ini. Bumi yang secara geografis satu daratan, tapi untuk mencapainya aku harus jauh-jauh menyeberang laut ke tanah Jawa terlebih dahulu karena jalur penerbangan dari Pontianak ke Palangkaraya hanya melalui Jakarta. Dari Supadio Pontianak, kami berangkat jam 7.10 pagi (penerbangan ke Jakarta 1 jam 10 menit), dari Soekarno Hatta ke Tjilik Riwut hanya memakan waktu satu jam 15 menit. Kami berangkat jam 11.10 dan tiba jam satu siang. Jauh hari sebelum berangkat aku sudah menyiapkan akan memasang status “berharap dapat bonus safe flight dan on time flight” di Twitter dan Facebook. Harapan ini mencerminkan tradisi delay berjam-jam yang kerap kualami dengan maskapai penerbangan non-pemerintah (ya, ada sih kalanya tidak bisa dihindari maskapai milik pemerintah juga sama tapi biasanya karena efek dari maskapai lain yang tidak beres misal tergelincir di landasan sehingga berdampak pada jadwal penerbangan lainnya). Perjalanan kali ini memang dalam rangka kerjaan, tapi bedanya dengan kepergianku sebelum-sebelumnya, aku dalam rangka menjalankan mandat dari dari lembagaku sedangkan ini lebih kepada komitmen pribadi sebagai anggota perkumpulan salah satu lembaga besar berbasis anggota yang mengurusi isu sawit di Indonesia, Sawit Watch (SW). Alasan kongkritnya, sejak menjadi anggota belum pernah sekalipun aku ikut kongres SW, selalu aku sedang cuti bertepatan dengan jadwal kongres. Kali ini kuniatkan memang untuk hadir, sekaligus refreshing atau releasing (istilahku) setelah aku terkungkung dalam rutinitas di Rumah Institute dengan jam kerja yang lebih dari 8 jam dan harus menggunakan tidak saja dominasi kepala, tapi perasaan sampai ke hal tekhnis dan terkecil sekalipun. Bisa nebak gak kerjaannya apa ...??? Jelas pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga. Aku butuh “keluar” karena tekanan pekerjaanku dalam setahun lebih (Per September) sangat dahsyat, dengan tingkat kompromi yang sangat tinggi bukan hanya pada level pasokan income yang berkurang bahkan nyaris tidak ada sama sekali, tetapi juga pada level kejiwaanku yang sudah terbiasa beraktifitas di luar tiba-tiba harus ‘masuk kotak’. Menariknya hubby langsung mengamini kepergianku, padahal ini pertama kali kutinggalkan Baby A, yang juga masih minum ASI-ku. Untungnya si baby gak ada soal dengan makan. Paling-paling kebiasaan bangun tengah malam dan mencari-cari badanku dengan berguling-guling sambil teriak mama’ yang ngangenin dan buat kewalahan si Daddy. Dua Tahun lalu, aku aku menginap di hotel yang biasa-biasa aja, tapi aku suka namanya, Tingaang Dandang. Aku ingat, kami sempat sedikit ‘ngiri’ dengan teman-teman yang bekerja di NGO Internasional yang juga ikutan di acara yang sama. Kenapa?. Ya, soal akomodasi itu. Aku dan rekan-rekan menginap di hotel yang biasa saja (bonus banjir kalo ujan lebat), eh teman-teman yang kusebut ini malah di hotel yang kata mahal dan berkelas di kota ini, Aquarius, aku ingat persis namanya. Nah, kali kedua ini, aku berkesempatan menginap di hotel yang katanya berkelas dan mahal itu. Menurutku, ya iya lah... hotel bintang empat. Tapi balik ke siapa mengundang dan siapa diundang lagi. Terserahlah mau disimpan dimana aja yang namanya diundang, asal (lagi-lagi) ‘safe’. Wah, ini juga pertama kalinya aku menulis untuk bulan November (tapi baru diposting and publish sekarang, udah 19 Desember 2012). Aku kembali mengkhianati janjiku sendiri untuk rajin nulis (ingat postingan beberapa tahun lalu). Yah, jangankan menulis, membaca saja aku tidak sempat ...hiks, kasihannya diriku. Ya, ya, ‘me time’ ku saja sulit mendapatkannya. Tapi ini jangan dianggap keluhan, lebih tepat dianggap ungkapan perasaan (daripada berbagi perasaan, kasihan yang dibagi belum tentu mampu seperti diriku – narsis.com). Whoammmm, aku sudah mengantuk ternyata, lupa menyeruput kopi susu di meja yang sudah kubuat. Aku lagi bingung, gak enak sendirian. Biasanya berlima satu kamar (bersama satu suami dan tiga anak berbagi space yang hanya 3X4 Meter). Now I really miss that room and the contains. Emang akan ada room mateku datang, mungkin besok pagi, dan aku belum kenal. Aku janji dech, akan ada tulisan berikut setelah ini tentang... entah ... apa aja, pokoknya yang kupikir dan mungkin pengalaman menarik esok hari. Dibawa enak ajalah pokoknya. Aku sempat berpikir, Suhu Kriting ngangenin aku gak ya ... terakhir ini hubungan kami diselimuti amarah (akulah yang pemarah), saling cuek dan mrungut (jangan-jangan ini aku lagi). Semoga Suhu sedang sholat saat ini, mendoakan diriku dan Tuhan Allah menegurnya karena telah memasang status yang “tidak mempertimbangkan perasaanku”, dan mem-follow twiter yang “tidak mempertimbangkan perasaanku”. Berharap si Suhu tidak sampai mati rasa padaku, wkwkwkwk ... ngelantur kekenyangan abis dinner kemalaman kayaknya nich. Stop dulu ya, aku mau ancer-ancer kapan menggunakan fasilitas kupon entry fee ke health club (wah, sepertinya valid date-nya hari ini, I missed). Masih ada peluang free pass ke Vino club Live Music and Disco (tadi sore seorang temanku menggoda untuk menggunakan fasilitas ini di Malam Minggu ntar aja). Ehm ... just enjoy your day Iwi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...