Sabtu, 07 April 2012

Edisi Ultah Avante Kesatu

 Bertambah satu lagi jadwal purchase b'day cake ke Do & Me (toko kue andalan kami untuk beli kue ultah) setelah jeda satu bulan lebih dari ultah G, satu bulan lebih dari bulan February maksudnya. Sebenarnya, ada yang terlampui untuk tradisi membeli kue ultah ini, yakni di bulan Maret, ultahnya Daddy-nya anak-anak. Aku tidak begitu ingat kenapa ini terlewatkan, dugaanku karena soal yang satu itu (ga etis diomongin kali ye .. tebak aja ndiri, he, he, he ...).

Tidak jauh berbeda, ini hanya acara kumpul-kumpul keluarga dan teman dekat. Hanya ada 20 kotak nasi kuning dari Ayam Goreng remaja, kue ultah, tiga balok brownies almond blubery dan 1 kotak kue bolu. Ini usaha untuk tidak mendiskriminasikan baby A, karena si dua kakaknya selalu 'dirayain' (baca: ada kue dan tiup lilinnya, bukan pesta). Dalam moment ultah, tidak penting tamu yang rame dan kado yang banyak, yang penting ada kue ultah, tiup lilin dan nyanyi lagu Happy B'day. Ya ampun, si babby A senang banget dengarin lagu happy b'day ini, sepertinya dia tahu persis kalau lagu ini untuknya dari ekspresinya, sayangnya dia tidak bisa ungkapkan dengan kata-kata karena blm bisa bicara.

Semua orang senang, dua orang kakaknya, punya kesempatan untuk ikutan tiup lilin karena A belum bisa tiup lilin. Si Daddy didaulat Ibu untuk ngebacain do'a, tante tika (staff daddy) tukang jepret. Aku yang teramat senang karena di ultah A ini, dia terlihat sudah begitu sehat setelah beberapa hari lalu sakit sampai turun BB-nya (tapi setelah sembuh jadi nambah dua kilo). Yang selalu teringat olehku adalah moment menghadirkan makhluk kecil itu ke dunia sama persis ketika aku mengingat moment yang sama kedua kakaknya (dan akan selalu begitu). Babby A lahir tanpa ditolongin oleh bidan yang kuharapkan karena si Ibu Bidan ini sudah pindah ke Jkt. Waktu aku memohon agar dia pulang menjelang lahiranku, dia mesti dampingin anaknya yang sedang ujian di Jakarta. Jadilah, aku direkomendasikan olehnya seorang Bidan senior yang menurutnya baik. Sebelumnya aku bertanya,

"Bu, bidannya galak gak?".
Ia menjawab,
"tidak." Jawab bu bidang.

"Orangnya sudah berumur dan dia respek kog dengan saya. Kabari saja saya kalau sudah keluar tanda, saya akan kasi tahu beliau agar datang ke klinik."

Aku mengikut saran bu Bidan ini, berpikir jangan sampai aku melahirkan hanya dibantu oleh asistennya.

Sampai waktu itu tiba, aku mengikuti semua saran bu Bidan, namun, sebelum bu bidan yang direkomendasikan ini datang, aku sudah melahirkan. Baby A sudah tidak sabar menunggu Bidan datang. tapi, sebetulnya ini juga karena asisten bu bidan terlambat menelpon bosnya sehingga, bidan yang direkomendasikannya pun telat dihubungi. Padahal, begitu datang ke klinik sudah bukaan empat, dan kontraksi terus menerus terjadi dengan interval yang sangat dekat, pertanda sudah mau lahir, meskipun secara teoritis sampai bukaan sepuluh sudah ada estimasi waktunya. Tapi, tidak ada yang bisa memberi 'timing' anak yang begitu aktif dan ingin cepat keluar dari 'jalan lahir'.

Proses ini paling singkat di antara proses dua sebelumnya yang pernah kulalui, kurang dari 2 jam, A sudah lahir. Aku juga jauh lebih sabar secara keseluruhan meski menjelang pecah ketuban, aku sudah merasa tidak sanggup lagi, sampai aku berteriak ke hubbyku,

"Aku tidak sanggup lagi."

Kurang dari itu, merasa sakit yang begitu luar biasa setelah pecah ketuban dan kepala A sudah mau keluar aku ingat berteriak minta tolong ke bidan:
"Bu, tolong saya bu!."

Aku membayangkan Bidan M sendirilah yang membantuku, padahal cuma asistennya. ya, aku mengalami disorientasi, tapi tidak lama.

Modalku hanya breath in-breath out, meski sudah terasa kehabisan nafas, tapi hubby terus menyemangati. Semangat ini yang menghadirkan segera tangis A yang berbobot 3 Kg ini di bulan April, tanggal 4 tahun lalu (2011). Happy B'day Dear A, I love u as I love you. Be smarter.
Posted by Picasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...