Sekedar merawat ingatan. Ini adalah sisi belakang sebuah rumah tempatku
menginap, yang terhubung dengan dapur. Katakan saja ini dapur khusus
perapian dengan kayu bakar. Di sini, aku bukan hanya membaui wangi kayu
yang terbakar tapi aroma tanakan nasi dari uapnya yang mengepul. Di
balik tembok kayu, sebenarnya membentang tanaman padi yang menghijau di
ladang keluarga ini (aku lupa ini rumah Pak siapa, duh...sungguh
keterlaluan).
Kepingan-kepingan ini mengisi ruang kerinduan pada wajah-wajah penuh
harapan bapak/ibu dan anak-anak di pertemuan kala itu dan wajah-wajah
sebelumnya di ruang dan waktu yang berbeda. Lintasan waktu dan peristiwa
pun tak sekedar mengisi ingatan, tetapi pundi-pundi ilmuku dari mereka
semua.
Biar saja tumpah ruah, bertaburan bahkan pun kalau berserakan, biar kan saja. Lihat saja indahnya serakan itu dengan berbagai bentuk, warna dan pola. Ia menantangmu seperti merangkai mozaik, menyusun puzzles, dan mengumpulkan potongan kertas yang hanya dengan ketekunan akan membawamu pada hasil yang indah dan memuaskan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Konsep Makan (Kebiasaan) dan Konsep Diri (Kperibadian)
Suatu hari, saya pernah ditanya oleh seorang teman, "Mengapa kamu lebih sering 'skip' makan siang?. Kenapa tidak skip makan pag...
-
Kembang Kopi Halaman Rumah Ibuku Ini adalah tulisan pertamaku di tahun 2015. Ini sudah seperti mengumpulkan PR di tahun lalu, dimana...
-
Photo: Iwi S (Dec. 2017) Lingkau, begitulah ia disebut oleh orang di Kampungku. Jagung begitulah orang di Kampung Almh. Nenekku menyebut...
-
Pohon Sirsak “Survivor Suatu hari, di tahun 2008, aku harus mengambil keputusan yang sulit yakni untuk mengakhiri saja kehidupan s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar