Senin, 11 November 2019

LENSAKU #2: Dibalik Short Term Awards Program Australia Awards Indonesia


1. Lampion Kertas Novel Bekas

Objek menarik ini aku temui di Red Spice Road Restaurant, dirangkai setengah lingkaran pada lampu yang menempel di tembok. Di bawahnya, kami berasa dalam makan malam yang romantis dengan temaram cahaya bergradasi kuning emas berasal dari pantulan kertas novel bekas yang berwarna coklat, sepertnya kertasnya juga daur ulang. Makan di sini mengingatkan untuk mendaur ulang sampah. Nah, kalo apa yang sudah aku makan di sini gak bisa didaur ulang.


Gambar 1. Jalinan Kertas Bekas Novel sebagai Lampion Lampu

2. Yoga Mate Warna-warni

Ruang pertemuan, baik itu ruang rapat, ruang pelatihan ataupun ruang diskusi hendaknya tidak kaku karena akan membuat jenuh terkungkung dan ngantuk. Kondisi ini perlu disiasati dengan menciptakan susana cair. Bagaimana mencairkan suasana?. Salah satunya adalah dengan menempatkan objek yang berwarna-warni dengan pola yang beragam, bisa dalam bentuk kertas yang bentuknya sudah dikreasi berbagai bentuk, lukisan berbagai tema, cat warna berbeda pada masing-masing sisi tembok, tanaman indoor, poster yang artistik, dan banyak lagi. Gambar yang satu ini bisa jadi satu alternatif, tumpukan matras yoga warna-warni. Iya, aktifitas yoga sederhana sendiri bisa dijadikan ice-breaking atau pembangun suasana, setidaknya duduk saja bersila, lalu breath-in, breath-out. Sederhana khan membuat betah di ruang pertemuan.



Gambar 2. Matras Yoga di Ruang Pelatihan

3. Kaki Meja Ukiran Kayu

Kayu adalah adalah salah satu media menarik untuk seni ukir atau pahatan dalam bentuk apapun. Gambar ini adalah satu sudut yang sekaligus merupakan kaki meja sebenarnya. Setiap penjuru kaki meja di salah satu ruangan Gedung Parlemen Victoria ini dibuat dalam bentuk pahatan singa dari kayu, dilapisi pernis berwarna gold kecoklatan.


Gambar 3. Pilar Meja berukir Singa

4. Sudut Plafon Penangkap Cahaya 

Ini masih dalam ruangan yang sama dengan meja dalam foto nomor 3, berada di Gedung Parlemen Victoria. Fokus dari foto ini adalah ukiran pada tembok plafon pemerangkap cahaya matahari dari atas. Setiap tembok di ruangan gedung ini, menurut guide person kami memang dilapisi emas (emas beneran lho...). Lihatlah pantulan cahaya dari tembok berapis emas ini. Ukiran-ukiran yang begitu banyak itu (hanya satu sudut ini yang aku ambil, biar ga kebanyakan, dan pembaca juga bosan ntar) potongan peristiwa-peristiwa perbudakan dan kerja paksa rakyat untuk menambang emas di zaman kolonialisasi.
Gambar 4. Sudut Plafon Keemasan di Gedung Parlemen Victoria, Melbourne

5. Patung Queen Victoria

Inilah objek yang pertama kali kita jumpai jika berkunjung ke Gedung Parlemen. Patung Ratu Victoria dengan mahkota dan memeganga tongkat. Ini merupakan simbol kebesaran kekuasaan yang dimiliki oleh Ratu Victoria pada masa itu.
Gambar 5. Patung Queen Victoria di Gedung Parlemen

6. View Musim Dingin di Hadapan Gedung Parlemen Victoria

Ini adalah view dijalan Bourke Street. Foto ini saya ambil dengan persis berdiri di tangga depan gedung parlemen Victoria yang berada di Spring Street. Suasana terlihat teduh karena sedang hujan gerimis di musim dingin kala itu. Lihatlah pohon-pohon yang terlihat kaku tapi tidak membeku itu, pertanda sedang musim dingin atau lepas musim gugur di negeri ini.
Gambar 6. "Bourke Street" di Depan Gedung Parlemen Victoria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...