Selasa, 12 November 2019

Bunga Matahari (Helianthus annuus)

Photo by: Sentot
Bunga Matahari tentulah tanaman hias yang sangat popular diketahui banyak penduduk bumi alias bunga sejuta umat. Negara seperti Ukraina menjadikannya sebagai bunga nasional, sedangkan negara bagian Kansas, Amerika Serikat menjadikannya sebagai bunga resmi (sumber: wikipedia). 

Yang sangat tidak umum adalah bagaimana saya pada akhirnya menanam bunga ini. Saya pernah menuliskan tentang bunga Tetepok, dan bibit biji bunga matahari pada gambar ini kuperoleh satu paket dengan bunga Tetepok. Jika bunga matahari itu sangatlah umum, maka yang tidak umum adalah cara saya memperolehnya. Nah, di sini aku ingin menceritakan kembali secara singkat.

Dari 10 biji yang tumbuh cukup baik dan berbunga cuma satu pohon. Satu ini juga akan memberiku lebih dari 10 biji bibit utk diranam kembali. Oh ya, 10 biji bibit itu adalah pemberian seorang bapak tukang kebun di salah satu resto yang juga menjual bibit bunga. Awalnya aku membeli bunga dan bibit sedap malam, lalu berharap membeli bibit bunga matahari, tapi ternyata tidak ada dijual. Saat hendak pulang, dia menyodorkan 10 biji bibit. "Ini saja yang ada, coba saja ditanam Mbak, mungkin bisa hidup." Aku juga diberi bibit tetepok dan kejibling. Tetepoknya sudah punah dimakan oleh ikan di kolam, sedangkan Kejiblingnya masih tumbuh dengan hijau. 

Sebagai terima kasihku, aku memberi tahu nama beberapa jenis bunga yang ia tanam tapi ternyata dia sendiri tidak tahu namanya, seperti torenia dan bromelia. Aku menyarankan Si Bapak untuk membuat name tag untuk semua kolekasi tanamannya. "Biar kalo Bapak ditanyai calon pembeli atau pelanggan, Bapak bisa jawab, " ujarku sambil berlalu.
Oh ya, dibawah satu tangkai bunga mekar itu ada dua kuntum calon bunga lagi.

Senin, 11 November 2019

LENSAKU #2: Dibalik Short Term Awards Program Australia Awards Indonesia


1. Lampion Kertas Novel Bekas

Objek menarik ini aku temui di Red Spice Road Restaurant, dirangkai setengah lingkaran pada lampu yang menempel di tembok. Di bawahnya, kami berasa dalam makan malam yang romantis dengan temaram cahaya bergradasi kuning emas berasal dari pantulan kertas novel bekas yang berwarna coklat, sepertnya kertasnya juga daur ulang. Makan di sini mengingatkan untuk mendaur ulang sampah. Nah, kalo apa yang sudah aku makan di sini gak bisa didaur ulang.


Gambar 1. Jalinan Kertas Bekas Novel sebagai Lampion Lampu

2. Yoga Mate Warna-warni

Ruang pertemuan, baik itu ruang rapat, ruang pelatihan ataupun ruang diskusi hendaknya tidak kaku karena akan membuat jenuh terkungkung dan ngantuk. Kondisi ini perlu disiasati dengan menciptakan susana cair. Bagaimana mencairkan suasana?. Salah satunya adalah dengan menempatkan objek yang berwarna-warni dengan pola yang beragam, bisa dalam bentuk kertas yang bentuknya sudah dikreasi berbagai bentuk, lukisan berbagai tema, cat warna berbeda pada masing-masing sisi tembok, tanaman indoor, poster yang artistik, dan banyak lagi. Gambar yang satu ini bisa jadi satu alternatif, tumpukan matras yoga warna-warni. Iya, aktifitas yoga sederhana sendiri bisa dijadikan ice-breaking atau pembangun suasana, setidaknya duduk saja bersila, lalu breath-in, breath-out. Sederhana khan membuat betah di ruang pertemuan.



Gambar 2. Matras Yoga di Ruang Pelatihan

3. Kaki Meja Ukiran Kayu

Kayu adalah adalah salah satu media menarik untuk seni ukir atau pahatan dalam bentuk apapun. Gambar ini adalah satu sudut yang sekaligus merupakan kaki meja sebenarnya. Setiap penjuru kaki meja di salah satu ruangan Gedung Parlemen Victoria ini dibuat dalam bentuk pahatan singa dari kayu, dilapisi pernis berwarna gold kecoklatan.


Gambar 3. Pilar Meja berukir Singa

4. Sudut Plafon Penangkap Cahaya 

Ini masih dalam ruangan yang sama dengan meja dalam foto nomor 3, berada di Gedung Parlemen Victoria. Fokus dari foto ini adalah ukiran pada tembok plafon pemerangkap cahaya matahari dari atas. Setiap tembok di ruangan gedung ini, menurut guide person kami memang dilapisi emas (emas beneran lho...). Lihatlah pantulan cahaya dari tembok berapis emas ini. Ukiran-ukiran yang begitu banyak itu (hanya satu sudut ini yang aku ambil, biar ga kebanyakan, dan pembaca juga bosan ntar) potongan peristiwa-peristiwa perbudakan dan kerja paksa rakyat untuk menambang emas di zaman kolonialisasi.
Gambar 4. Sudut Plafon Keemasan di Gedung Parlemen Victoria, Melbourne

5. Patung Queen Victoria

Inilah objek yang pertama kali kita jumpai jika berkunjung ke Gedung Parlemen. Patung Ratu Victoria dengan mahkota dan memeganga tongkat. Ini merupakan simbol kebesaran kekuasaan yang dimiliki oleh Ratu Victoria pada masa itu.
Gambar 5. Patung Queen Victoria di Gedung Parlemen

6. View Musim Dingin di Hadapan Gedung Parlemen Victoria

Ini adalah view dijalan Bourke Street. Foto ini saya ambil dengan persis berdiri di tangga depan gedung parlemen Victoria yang berada di Spring Street. Suasana terlihat teduh karena sedang hujan gerimis di musim dingin kala itu. Lihatlah pohon-pohon yang terlihat kaku tapi tidak membeku itu, pertanda sedang musim dingin atau lepas musim gugur di negeri ini.
Gambar 6. "Bourke Street" di Depan Gedung Parlemen Victoria

Senin, 04 November 2019

LENSAKU #1: di Balik Program Short Term Awards Australia Awards Indonesia, Nomer 2 Membuat Pengen Nyebur

Welcome November!!!!

Oktober telah berlalu, aku begitu masih menyimpan segar ingatan moment dua minggu di Melbourne, Asutralia. Kali ini, aku ingin membagi foto-foto cantik dan unik selama mengikuti program mulai dari pra kursus, kursus sampai ke pasca kursus. Semua foto saya ambil dengan kamera Sony Nex 5. Oh ya, dalam program kursus, kami, para peserta memang sangat dianjurkan untuk mengambil sebanyak-banyaknya gambar atau foto dari setiap moment. Semua foto adalah karya saya sendiri, bebas untuk digunakan untuk keperluan non-komersil dengan mencantumkan credit photo-nya atas nama Iwi Sartika atau Ruaimana. Maklumilah segala kekurangannya karena aku ini bukan pro photographer, melainkan pembelajar yang senang dengan segala masukan.

1. Lampu dan Lampion Rotan
Lampu-lampu ini menggantug di lobby restoran Hotel Double Tree by Hilton, Jakarta. Lampu ini menerangi lobby yang begitu luas ditata dengan meja dan kursi di pelataran yang persis bersisian dengan kolam renang yang di dekor dengan perahu yang diisi dengan berbagai macam buah-buahan di malam hari. Di pinggir kolam juga diisi dengan gerobak-gerobak berbagai makanan seperti bakso dan soto serta minuman seperti Es Krim Turki. Lampu yang menggantung ini tentu biasa, tetapi tidak dengan lampionnya atau kurungan lampu yang unik. lampion ini lebih menyerupai keranjang, terdiri dari jalinan rotan berbentuk kurva terbalik dengan bolongan di atas agar memunginkan menutupi bola lampu.  


2.Poolside dan Perahu Apung Buah
Objek di tengah adalah perahu yang mengapung di kolam renang bermuatan buah Durian. Sudut perahu lain di sebelah kiri sebenarnya bermuatan aneka buah seperti semangka, melon, dan laiin-lain. 


3. Corner Decor dengan Miniatur Perahu, Keranjang dan Etalase Buah
Ini adalah decor interior hotel persis di samping kiri pintu masuk ke restoran dari arah dalam. Sepertinya, ini di dekor khusus untuk bulan Ramadhan, karena pada kunjungan berikutnya, saya tidak menjumpai lagi dekor seperti ini. 



4.Lampu Ruang Pertemuan
Bola-bola lampu kecil ini menggantung di bagian tengah palfon atas salah satu ruang pertemuan kami. tentu saja penerangan utama berasal dari lampu neon yang tertutup dalam bentuk segi empat di atas. Bola lampu kecil berbentuk melingkar hanya menambahkan nuansa artistik ruangan ini agar tidak kaku.




Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...