Mei 2019 merupakan bulan yang istimewa bagi saya. Selesai kontrak dengan proyek satu tahun lebih, membuat saya memiliki banyak waktu untuk belajar dan jalan-jalan ke Melbourne, Asutralia dalam program Short Term Award dengan beasiswa Australia Awards Indonesia. Kursus singkat ini sendiri berlangsung di bulan Juli, namun sebelumnya, para penerima beasiswa diwajibkan untuk mengikuti pra-kursus di Jakarta di bulan Mei ini. Demikian juga di akhir program, ada satu rangkaian kegiatan pasca-kursus yang juga harus diikuti. Pengalaman-pengalaman saat kurus di Melbourne ada dalam tulisan tersendiri. Kali ini, saya ingin membagi pengalaman yang tak kalah penting yakni salah satu yang juga menjadi prasyarat keikutsertaan dalam beasiswa ini, tepatnya Award Project. Award project ini adalah proyek yang kita usul diawal saat melamar untuk beasiswa kursus singkat ini. Ini juga menjadi penentu diterima atau tidaknya kita sebagai peserta kursus, tentu tergantung kepada tema yang diangkat dan apakah proyek ini memberi manfaat terkait dengan isu yang diangkat dalam program kursus ini, yakni isu lintas keyakinan, keberagaman, perempuan, kepemimpinan, toleransi dan isu lain yang bersinggungan dengan kepemimpinan perempuan.
Saya bahagia sekali karena perubahan ide proyek ini diterima oleh mentor saya dan disambut baik pula oleh salah satu sekolah swasta di Pontianak, SMP Santo Fransiskus Asisi. Saya sempat khawatir tidak akan mampu melaksanakan award project ini karena ketiadaan biaya. Tentu saja saya harus keluar dari kekhawatiran saya sendiri dengan memikirkan strategi. Pemilihan lomba poster ini juga salah satu mengatasi kekhawatiran karena sepertinya ini yang paling memungkinkan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Kemudian, memanfaatkan momentum peringatan 17 Agustusan sekolah. Saya juga melibatkan kawan-kawan yang bisa melakukan pekerjaan secara sukarela, misalnya untuk desain promo dan juri. Yang lain, saya menggunakan resource sendiri bersama Pak Suami untuk dokumentasi foto dan film. Sementara, untuk kepanitiaan, saya serahkan sepenuhnya kepada panitia acara 17-an di sekolah. Di bawah supervisi Kepala Sekolah, panitia ini sudah menjalankan fungsi sebagai organizing commitee kegiatan saya yang dirangkaikan dengan beberapa kegiatan sekolah dalam rangka memperingati kemerdekaan RI ke-74.
Senin, 19 Agustus 2019, kegiatan lomba desain poster inipun digelar. Pesertanyapun melampui target yang semula saya rencanakan untuk siswa-siswi kelas XII menjadi melibatkan seluruh siswa dengan jumlah 296 orang dari tiga kelas yakni kelas XII, XIII dan IX. Ini diputuskan oleh pihak sekolah karena kegiatan ini juga diharapkan memberi manfaat terkait dengan performance sekolah mempertahankan akreditas A serta menjadi bagian penting menjabarkan nilai-nilai yakni nilai pluralitas yang dijunjung tinggi oleh Persekolahan Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Sekolah ini sendiri merupakan salah satu mitra Aliansi Perdamaian dan Transfromasi (ANPRI), sehingga moment "merayakan keberagaman" ini dianggap bentuk visualisasi jati diri sekolah dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi dengan melibatkan siswa-siswinya. Ketua Panitia, Agustinus Sungkalang, SS sendiri mengungkapkan bahwa kegiatan ini meskipun merupakan lomba tetapi tidak menekankan pada kompetisinya melainkan menekankan kepada keterlibatan seluruh siswa dengan kreatifitasnya untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi". Bagi saya, ini yang disebut dengan menjadikan "ownership" proyek ini bukanlah sebagai proyek atau kegiatan saya yang dijalankan oleh sekolah tetapi merupakan kegiatan sekolah sebagai bentuk perhatian dan kepedulian serta implementasi nilai yang menjadikan siswa-siswi sebagai aktor. Sehingga pada prosesnya saya betul-betulnya hanya memantau dan memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dalam konteks substansi, yakni mengurai makna keberagaman bagi peserta serta menyampaikan pesan perdamaian dan toleransi kepada publik.
Kegiatan ini berlangsung dari pagi jam 07.30 - 12.00 WIB di persekolahan Santo Fransiskus Asisi. Setiap kelas diawasi oleh gurunya masing-masing di ruangan kelas.Semua berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapakan dimana setiap murid terlibat dan tidak satupun dari mereka yang tidak menyerahkan hasil meski beberapa dari murid mengeluhkan sulit menemukan ide, tidak bisa menggambar dan tidak terlalu paham dengan bagaimana membuat pesan yang baik dalam poster. Setidaknya, beberapa anak yang terkesan tidak pandai memggambar, mereka menggambar bendera merah-putih saja dengan ukuran yanng besar. Hasil lomba diumumkna hari berikutnya, tanggal 20 Agustus 2019. Tidak cukup waktu untuk penilaian dewan juri dan pengumuman di hari yang sama karena di sore hari, persekolahan digunakan oleh murid SMA. Akan dipilih dan diumumkan enam karya poster terbaik, dan akan ada pengharagaan dalam bentuk medali dan uang tunai bagi enam besar ini, serta akan ada sertifikat bagi seluruh murid yang sudah berpartisipasi dalam lomba.