Rabu, 20 Februari 2019

Sang Bunga Eksotik, Forest Ghost Flower (Aeginetia Indica L)

Aeginetia Indica L (Forest Ghost Flower), Lili D
Jangan seram dulu ya dengan nama Inggris-nya. Sesungguhnya, tampilannya unik dan eksotik. Bunga ini adalah salah satu tumbuhan parasit akar yang hidup dari mengambil nutrisi dari akar tumbuhan inangnya dan tidak memerlukan fotosintesis. Parasit akar (serabut) ini disebut oleh beberapa literatur berasal dari India dan tersebar diantaranya di Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Korea, Bangladesh, China, Thailand, Bhutan dan Nepal. Dalam bahasa latinnya ia disebut sebagai Aeginetia Indica L (masuk dalam familia Orobanchaceae). Tumbuhan berbunga tetapi tidak berdaun ini (lihat foto), ditemukan oleh kakakku di sekitar ladang padi di kampung kelahiran kami. Karena tumbuhan ini asing bagi kakakku, jadilah dia memposting foto bunga ini di WA group untuk mencari tahu dan yang paling utama pamer, he, he, he. Pada foto, seperti yang kita lihat, bunga ini tumbuh di pekarangan, mohon jangan dianggap pembohongan terhadap publik terkait habitatnya. Aku sempat bingung kenapa bisa tumbuh tunggal, rapi dan tidak ada tumbuhan inangnya, sementara yang kubaca bahwa tumbuhan ini adalah parasit akar. Baru setelah kakakku menjelaskan, aku mengerti jika ini adalah bagian skenario publikasi (untuk tidak menyebut pamer lagi) karena saat menjumpainya di sekitar ladang, kakakku tidak membawa serta kamera HP. Tidak pendek akal, iapun menculik bunga ini, kemudian ditanam  di pekarangan rumah mamak. Jadilah demikian adanya. Semoga, bunga itu tidak mati seketika karena dipisahkan dari inangnya, ya. Meski, menurut seorang temanku yang paham tentang vegetasi, bunga ini termasuk tanaman hias yang bisa dibudidayakan dengan memecahkan/memisahkannya. Ada juga satu artikel yang aku baca menyebut jika bunga ini termasuk jenis anggrek. Di masyarakat Sunda, bunga ini disebut Pacingan atau Pacing Dawin.

Selain begitu unik, tanaman ini ternyata merupakan tanaman herbal yang berkhasiat untuk mengobati diabetes, tumor, kanker, liver, batuk dan artritis dengan adanya kandungan diantaranya Asam Aeginetic dan Polyene. Orang di kampungku dan komunitas Ibanik percaya bunga ini bisa untuk membantu "mengobati" anak yang mengalami keterlambatan berjalan dengan cara disabet / dipukulkan di lutut yang istilah lokalnya di-pangkong, sehingga sebutannya pun "Bunga Pangkong Palak Lutut" yang artinnya Bunga (yang dipukulkan) di Dengkul. Sayangnya, bunga ini hanya mekar sekali sepanjang tahun pada musim angin muson, artinya sulit untuk bisa terus menjumpainya. Jadi, tidak heran, begitu kakaku posting foto di group tidak ada yang tahu, dan akupun begitu sibuk mencari literatur dan referensi sampai menemukannya di beberapa sumber yang bisa dilihat di bawah tulisan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...