Selasa, 21 Februari 2017

Pam atau Emping Ketan Kiriman Emak






Musim Pam Tiba. Musim menandai panen akan tiba. Pam adalah bulir-bulir padi yang masih muda, kulitnya maish berwarna hijau bergradasi kekuningan. Proses pembuatannya lumayan rumit, padi ketan disangrai sampai kering dan beraroma khas, lalu ditumbuk sambil diaduk di dalam lesung dengan sutil atau kayu panjang. Sedikitnya, perlu dua orang dalam proses ini, yakni penumbuk dan tukang aduk. Saat ini, ada juga yang melakukan penggilingan dengan kisar terlebih dahulu setelah disangrai, baru kemudian ditumbuk. Biasanya, proses penumbukan tetap menyisakan padi yang masih utuh (antah) sehingga tetap perlu dipilih dan dipilah atau dipisahkan sebagai tahap akhir proses. Terakhir, ya dimakan. Untuk yang fresh (baru habis ditumbuk), enaknya dimakan “original” tanpa campuran apa-apa, utamanya Pam dari padi ketan yang cukup muda, bentuknya gepeng dengan tekstur lembut  dan aromanya wangi. Pilihan sajian lainnya adalah dengan cara dicampur kelapa muda parut yang dikukus terlebih dahulu (biar tahan lama) dengan tambahan gula merah atau gula pasir. Yummmmy betuuuuul. 

Sudah kebayang khan rumitnya. Ini belum tahapan awalnya, yaitu tentu saja tahapan membuka ladang. Karena, musim Pam ini menjadi bagian penting dalam siklus perladangan, mulai dari membuka lahan, membakar, menugal-menanam sampai panen tiba. Saking rumitnya proses membuat Pam, sering diungkapkan sebuah adagium bahwa seorang anak gadis ataupun anak lelaki belumlah bisa dikatakan dewasa jikalau belum bisa dan mampu menumbuk Pam. Tentu saja itu sangat kontekstual di pedesaan atau kampung yang komunitasnya masih mempertahankan tradisi berladang atau bersawah. Untuk komunitas yang masih berladang sekalipun, musim Pam ini dilewatkan saja (tidak membuat Pam) jika diprediksi hasil pananen tidak surplus ataupun mencukupi. Mereka memilih membiarkan dan menunggu sampai padi ketan matang untuk dipanen dan dijadikan beras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...