Rabu, 16 September 2015

What Is A Name? Apalah Artinya Sebuah Nama?!

Coba tebak, apakah ini?.

Jika pertanyaan ini kuberikan, banyak orang akan menjawab ini adalah gambar jantung pisang. Mereka menyimpulkan demikian karena warna dan bentuk yang menyerupai jantung pisang. Tapi, ini bukan jantung pisang. Rekayasa salah satu program editing photo telah mengelabui. Kitapun seringnya menilai sesuatu hanya dari apa yang kita lihat, atau tidak utuh. Sekalipun demikian tidak penting apakah benar atau tidak (bukan salah, karena tebakan tidak pernah mengenal salah tapi tepat atau tidak, apalagi untuk sesuatu yang tidak awam bagi pandangan dan pengetahuan banyak orang, dan jika ditambah lagi sesuatu itu adalah hasil kreatifitas.

Blooming FLo In My House Yard
What's a name?, demikian kata pujangga dari England William Shakespeare. Jadi, tidak perlu terperangkap mencari nama atau gambar apa ini. Aku hanya ingin mengatakan beberapa hal tentang penilain. Subjektifitas terhadap sesuatu sering membuat kita tidak mau berpikir, hanya berhenti pada "ya" dan 'tidak", "benar" dan "salah", "tepat" dan "tidak tepat". Padahal, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menuntut lebih dari itu. Sebagai contoh, tidak lagi penting sebuah teori memiliki banyak pengikutnya (yang meyakininya) tetapi bagaimana pengikut suatu teori mampu melahirkan teori-teori baru yang tidak mesti mendukung atau membantah teori sebelumnya. Disitulah tantangan dari berpikir kritis terhadap segala sesuatu, yakni tidak berhenti pada satu titik, melain mencari dan mencari dan mendapatkan penemuan baru. Saya tidak merasa penting mengklarifikasi pendapat tiga orang yang saya tanyai tentang gambar ini dalam satu hari, dan ketiganya mengatakan ini jantung pisang. Baiklah mereka dengan pikiran mereka. Toh, jika mereka betul-betul ingin mengetahui yang sesungguhnya, mereka semestinya tidak hanya sekedar menjawab melainkan bertanya balik dan aku akan menjelaskan proses bahwa tak pernah terpikirkan untuk membuat objek menyerupai jantung pisang untuk mengelabui orang lain. Ini hanya proyek uji coba program editing baru dalam rangkaian proyek belajar photographyku.

Bagi manusia, tentang sebuah nama, di dalamnya selalu melekat jati diri. Nah, jati dirimu bisa melampui sekedar nama yang diberikan oleh orang tua meskipun orang meyakini nama dari orang tua memuat doa dan harapan akan segala yang baik. Ada banyak juga pemberian nama hanya betul-betul sekedar identitas, dan memang, jati diri memang tidak selalu sejalan dengan nama. Contoh sederhana adalah kehebohan orang-orang di media akan beberapa nama unik seperti Andy Go To School, Rudy Good Boy, Happy New Year, Syaiton, dan Tuhan. Tiga serangkai dan bersaudara Andy, Rudy dan Happy ini diklaim oleh orang tua mereka sebagai bentuk harapan akan kebaikan pada sifat dan nasib anaknya, tapi bagaimana dengan Syaiton dan Tuhan?. Teman spesialku bergurau seperti ini, "ya, ga apa-apa juga namanya Syaiton yang penting bukan Syaiton ya Rojin (Setan yang terkutuk)." Aku punya keyakinan bahwa tidak terpikirkan apa makna dan apa yang mungkin dipikirkan orang lain akan nama tersebut oleh orang tua Syaiton, apalagi mendoakan anaknya menjadi setan. Bisa saja karena phonetic syaiton yang kedengaran indah atau ada alasan lain, itupun tidak penting. Bagaimana dengan Tuhan?. Nah, yang ini yang lumayan serius karena sampai ada protes dari lembaga pemberi fatwa, karena dianggap melecehkan Tuhan. Aku juga yakin sekali, orang tua Tuhan tidak bermaksus demikian ketika memberikan nama itu, pun tidak untuk menyaingi Tuhan atau men-Tuhan-kan anak mereka. Toh, banyak sekali orang-orang lain yang sering mengatasnamakan Tuhan, mengatasanamakan kebenaran lalu sampai mengingkari ke-Tuhan-annya Allah dan ke-Allah-annya Tuhan, dan Ke-Esa-annya Tuhan Allah dengan menyerukan kebesaran nama Tuhan untuk memerangi orang lain yang mereka anggap tidak benar karena tidak sesuai dengan keinginan dan aturan mereka. Bukankah orang-orang seperti ini yang melecehkan Tuhan, menghinakan Tuhan??!!!


Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"

Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...