Ultah keduanya, Beranda Ruai mendapat hadiah spesial dari Puji Rahayu, Perupa yang jd tamu di 1 April, bertepatan juga dengan dua tahun sudah Ruai Televisi bersiaran satelit, bertepatan pula dengan perayaan hari penyiaran nasional. Aku sendiri selebrasi dengan mengisikan potongan-potongan cerita dibalik foto-foto dalam beberapa show, yang kebanyakan terkesan kaku. Setidaknya, ini jejak-jejak proses belajar beberapa hal (meski tidak ada juga hal-hal baru tetapi kita memperkaya pengetahuan kita dari pengetahuan dan pengalaman orang lain khan...), mendengar (cerita pengalaman dan opini serta ragam perspektif - ada juga yang pake kacamata kuda lho...).
Puji Rahayu kami ajak ngobrol seputar pendapatnya tentang bagaimana
media, salah satunya televisi memberi ruang seni yang edukatif. Poin
menarik darinya adalah bahwa kreasi seni itu bukan hanya sekedar
menghasilkan sesuatu u/ bisa dijual tapi bisa
menjadi sarana mengangkat budaya dan identitas lokal yg khas dan
mestinya anak2 sedini mungkin dikeluarganya diajarkan dan diberi ruang
"berseni", misalnya seni rupa untuk memanfaatkan berbagai media di
sekitar kita mulai dari barang bekas, kayu, pasir, dan bahkan biji2an di
hutan.
Usai obrolan, usai
pula sebuah lukisan. Lukisan seorang Perempuan Dayak dengan bulu Burung
Ruai di kepala. Sebuah karya yang bermakna "Ruai TV menjadi media
mainstream dg spirit lokal secara konsisten, mengedukasi & media
bagi berekspresinya seni".Oh ya, kenapa perempuan?. Puji Rahayu menjelaskan bahwa dia memang banyaknya melukis perempuan. Yah, ada orang yang punya fokus pada hal tertentu, orang-orang seperti ini biasanya menginginkan hal yang detil, ia selalu ingin mendalami sesuatu yang "beyond' tidak terlalu mementingkan yang terlihat. Cara berpikir dan mengungkapkan pendapatnya pun sering penuh dengan filosofi.
Sebagai seorang Perupa, Mbak Puji, begitu kami memanggilnya juga mengajar di sebuah Sekolah Dasar di Pontianak. Dari pegetahuannya, ia juga menegaskan bahwa Mulok merupakan salah satu ruang yang diberikan bagi seni untuk berkembang dan mengedukasi anak-anak, meskipun semestinya ini diberikan sedini mungkin, mulai dengan peran orang tua untuk memfasilitasi.
Kembali ke peran media, ia mengungkapkan mimpinya bahwa ke depan wujud apresiasi pemerintah terhadap seni, misalnya seni rupa adalah dengan mengadakan galeri dan museum seni. Namun, khusus di Pontianak, ia juga melihat seni sudah mendapat "tempat" yang baik, misalnya ruang yang diberi oleh media televisi seperti Ruai Televisi. Perkembangan ini terlihat dalam dua tahun terakhir ini.
"Ya, aku setuju Mbak.... Film-film indie karya anak-anak muda lokal juga sudah banyak mulai dari dokumenter, film pendek maupun film panjang, sanggar-sanggar teater juga "hidup' setidaknya bisa kulihat dari lumayan banyaknya peserta pada teater yang diorganisir oleh Forum Masyarakat Teater tahun lalu di Taman Budaya Pontianak. Begitu juga dengan seni rupa (apapun medianya, contohnya media tanah untuk membuat gerabah atau yang lainnya) sudah masuk dalam penjurusan di sekolah-sekolah kejuruan (SMK) seperti SMK 06 dekat rumahku."
Biar saja tumpah ruah, bertaburan bahkan pun kalau berserakan, biar kan saja. Lihat saja indahnya serakan itu dengan berbagai bentuk, warna dan pola. Ia menantangmu seperti merangkai mozaik, menyusun puzzles, dan mengumpulkan potongan kertas yang hanya dengan ketekunan akan membawamu pada hasil yang indah dan memuaskan.
Rabu, 01 April 2015
Memilih Kosmetik yang Aman #BerandaRuaiShow
A morning chat with dr. Yuliana Teguh Sp.K.K. Kenali jenis kulit sebelum
memilih kosmetik. Kulit berminyak mesti memakai pelembab dg Cream Gel
sedangkan kulit kering memakai pelembab dg cream. Kulit berminyak tidak
disarankan facial krn proses massage menstimulasi kelenjar minyak. Beda
dengan kulit kering, facial rutin itu bagus mengatasi kulit bersisik dan
kerutan apalagi ditunjang penggunaan sun block rutin dg memperhatikan
kebutuhan dan usia misal u/ yg aktif kerja di ruangan ber-AC dan riding
terpapar matahari langsung, gunakan SPF 30. Untuk perenang dan yg suka
snorkeling SPF 90. Lama proteksi tinggal dikalikan 10, misal 30x10=300,
artinya anda mendapatkan 300 menit proteksi.
Gizi Sarapan Pagi #BerandaRuaiShow
"U r what u eat". Lupakan slogan "4 Sehat 5 Sempurna" krn tdk relevan dg kebutuhan gizi yg berbeda tiap orang.
Julianto Gambir (Ahli Gizi) mengungkapkan bahwa tubuh yg pendek dan bahkan pendek sekali dg tidak memenuhi parameter standar yg sdh ditentukan berdasarkan kelompok umur adalah indikator kekurangan gizi. Bahkan juga berhubungan erat dg tingkat kecerdasan. Penting bagi ibu hamil sedini mgkn sejak dlm kandungan sampai anak berusia dua th memperhatikan pemenuhan gizi seimbang.
Sekolah Gratis Untuk Anak tak Mampu #BerandaRuaiShow
"Sekolah gratis (utamanya bagi anak dari keluarga dg keterbatasan
finansial) mestinya tdk cuma gratis SPP, mereka perlu penunjang spt
seragam, buku, sepatu dan tas", ungkap Anggita dan Sammy, Komunitas
Khatulistiwa Berbagi. Mereka dan tiga belas org rekannya memfasilitasi
delapan puluh org anak dari keluarga yg tdk mampu dengan berbagai
kelompok umur. Selama 1 tahun, mereka menumbuhkan rasa percaya diri dan
rasa senang pd anak2 tanpa merasa sekolah/belajar adalah beban (tdk jarang anak dari kalangan ini didiskriminasi dlm lingk. Sekolah bahkan dlm proses belajar-mengajar).
Menyentuhnya lagi, anak2 muda ini memulai langkah kecil mereka dengan
melangkah sendiri, menyisihkan uang jajan mereka u/ pengadaan
sarana-prasarana sekolah. Mereka bermimpi suatu saat memiliki t4 belajar
yg layak, dimana dari situlah anak2 asuh mereka akan membuat bertumbuh
besar pohon mimpi dari setiap anak u/ menjadi kenyataan.
Inilah 4 dari 15 anggota komunitas Khatulistiwa Berbagi sisihkan uang jajan u/ sarana & prasarana belajar bg anak2 marginal
Anak Muda yang Peduli |
Inilah 4 dari 15 anggota komunitas Khatulistiwa Berbagi sisihkan uang jajan u/ sarana & prasarana belajar bg anak2 marginal
Pelayanan Publik di Kalimantan Barat #BerandaRuaiShow
Mbak Reny Hidjazie dan Mbak Evy at Beranda Ruai show "Mendorong Mekanisme Pengaduan Pelayanan Publik di Kalbar".
Salah satu yang didorong oleh Koalisi Masyarakat Sipil u/ Reformasi Birokrasi adalah "ruang" tempat penyedia dan penerima layanan bisa duduk "satu meja" atau dg "dikawinkan", istilahnya Mbak Reny. Apalagi masyarakat sekarang sdh kritis, dasar hukum yg mengatur mekanisme komplain & partisipasi masy. Jg sdh ada, ungkap Direktur PPSW sekaligus anggota koalisi ini.
Mbak Evy (programme organizer koalisi) menambahkan, "Perlu keterbukaan dari pemerintah dan penyedia layanan publik atas pengaduan apapun, serta penting kemauan berubah sehingga pelayanan publik Kalbar perlahan menuju ke arah yg lebih baik."
Salah satu yang didorong oleh Koalisi Masyarakat Sipil u/ Reformasi Birokrasi adalah "ruang" tempat penyedia dan penerima layanan bisa duduk "satu meja" atau dg "dikawinkan", istilahnya Mbak Reny. Apalagi masyarakat sekarang sdh kritis, dasar hukum yg mengatur mekanisme komplain & partisipasi masy. Jg sdh ada, ungkap Direktur PPSW sekaligus anggota koalisi ini.
Dari Kiri: Mbak Evi, Mbak Reny, Iwi dan Bennie |
Mbak Evy (programme organizer koalisi) menambahkan, "Perlu keterbukaan dari pemerintah dan penyedia layanan publik atas pengaduan apapun, serta penting kemauan berubah sehingga pelayanan publik Kalbar perlahan menuju ke arah yg lebih baik."
Keduanya mengungkapkan bahwa perlunya perubahan ke arah yg lebih baik
karena layanan publik yg baik merupakan indikator IPM (Indeks
Pembangunan Manusia), katakanlah di dua sektor saja seperti pendidikan
dan kesehatan sbg awal untuk kemudian ke sektor lain secara bertahap.
Benar mbak, semoga pemerintah daerah semakin menyadari tanggung jawabnya u/ memperbaiki layanan sosial dasar di Kalbar. Adalah kewajiban pemerintah sebagai representasi negara u/ memenuhi hak WN atas pelayanan publik yg baik, setidaknya secara bertahap (progressive realization). Kalau sdh baik (plg tdk pendidikan, kesehatan dan jamsos) barulah kita bisa bangga menyebut diri sebagai negara demokrasi.
Benar mbak, semoga pemerintah daerah semakin menyadari tanggung jawabnya u/ memperbaiki layanan sosial dasar di Kalbar. Adalah kewajiban pemerintah sebagai representasi negara u/ memenuhi hak WN atas pelayanan publik yg baik, setidaknya secara bertahap (progressive realization). Kalau sdh baik (plg tdk pendidikan, kesehatan dan jamsos) barulah kita bisa bangga menyebut diri sebagai negara demokrasi.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tekun itu pantang tertekan, belajar dari propagasi "Peace Lily"
Memahami sebuah proses apalagi menjalaninya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Seringnya pada prosesnya, lagi-lagi berproses terkadang penu...
-
Kembang Kopi Halaman Rumah Ibuku Ini adalah tulisan pertamaku di tahun 2015. Ini sudah seperti mengumpulkan PR di tahun lalu, dimana...
-
Photo: Iwi S (Dec. 2017) Lingkau, begitulah ia disebut oleh orang di Kampungku. Jagung begitulah orang di Kampung Almh. Nenekku menyebut...
-
foto 1: Tangkai Bulir Jawaut di Bekas Ladang (pasca panen padi) Jawak atau Jawawut adalah salah satu dari sekian banyak sumber pangan a...